Rabu, 22 Februari 2012

BUAH NAGA

Buah naga merah, begitulah orang Indonesia sering menyebutnya, ditemukan pertama kali di Guyana, di sebelah utara Amerika Selatan, oleh orang Perancis tahun 1870. Tapi, baru terkenal setelah Vietnam membudidayakannya dan mengekspor ke mancanegara, termasuk Indonesia. Di Vietnam yang masih menganut budaya Cina kuno, buah ini disebut dengan thang loy (buah naga) yang dianggap membawa berkah. Sementara orang Meksiko menyebutnya pitaya roja, di Malaysia dikenal dengan nama kaktus madu, sedangkan di Eropa dikenal dengan dragon fruit.

Di Indonesia sendiri buah naga familiar dengan nama buah naga merah, meskipun sebenarnya ada 4 jenis buah naga yang berbeda. Yaitu :
1. Buah naga daging putih (Hylocereus Undatus).
Cirinya, kulit buah naga berwarna merah dan berdaging putih, berat per buah 300-600 gram, rasanya asam manis dengan kadar kemanisan yang rendah. Umumnya dijajakan di Supermarket atau Pasar Swalayan.
2. Buah naga daging merah (Hylocereus Polyrhizus).
Kulit dan daging buah naga jenis ini berwarna merah dibandingkan dengan Hylecereus Undatus, ukurannya lebih kecil antara 300-500 gram dan rasanya lebih manis. Biasanya jarang ditemukan di Supermarket.
3. Buah naga daging super merah (Hylocereus Costaricensis).
Kulit daging buah naga jenis ini lebih merah dari Hylocereus Polyrhizus, beratnya sekitar 400-500 gram dan rasanya lebih manis, juga tidak mudah dijumpai di Supermarket.
4. Buah naga kuning daging putih (Selenicereus Megalanthus).
Kulit buah naga jenis ini berwarna kuning, tidak bersisik dan dagingnya putih. Langka untuk didapat dan tasanya paling manis dengan berat sekitar 80-100 gram.

Buah naga termasuk keluarga kaktus dari jenis Hylocereus.Buah naga jenis Hylocereus Undatus berkulit merah dan berbiji hitam seperti buah kiwi paling enak dimakan bila matang di [ohon atau disimpan semalam dulu. Rasanya mirip perpaduan antara rasa buah pir, manggis dan kiwi. Bagi yang sedang diet buah naga merah boleh jadi alternatif sealin mengkonsumsi apel.

Saat ini buah naga merah cocok dibudidayakan di daerah Jawa Timur, diantaranya di Jombang, Pasuruan, Jember, Mojokerto dan Batu. Menurut penelitian buah naga merah berdampak bagus dalam pengobatan penyakit tumor, sakit mata, asam urat dan jantung. Selain itu buah naga merah juga mengandung antioksidan, vitamin E dan betakaroten yang tinggi untuk memperbaiki kondisi tubuh dalam memerangi kanker. Khasiat lainnya dapat menyembuhkan rematik, menyeimbangkan kadar gulah darah, mengontrol kolesterol. memberikan kekuatan pada ginjal dan tulang serta mempertajam penglihatan.

Sabtu, 04 Februari 2012

SARANG BURUNG WALET

Sarang burung walet dipopulerkan pada Dinasti Tang tahun 618-907. Seiring perkembangan zaman, terjadi perubahan daerah asal walet dari kawasan Asia Tenggara dan Semenanjung Malaka, lalu dari Asia Tenggara dan Kepulauan Indonesia. Pada Dinasti Ming tahun 1368-1644, sejak ratusan abad yang lalu orang China yang ahli di bidang pengobatan, memanfaatkan sarang walet untuk bahan ramuan. Sarang walet diyakini sebagai food suplement yang berkhasiat tinggi untuk menjaga stamina tubuh dan keremajaan kulit.



Jenis-jenis sarang burung walet
Dari beberapa jenis burung walet yang ada, hanya ada 4 jenis walet yang sarangnya bisa dikonsumsi dan dijual, yaitu :
  1. Walet AerodramusFushipagus (sarang putih).Walet Aeorodramus Fushipagus membuat sarang yang seluruhnya ari air liur (saliva) berwarna putih,   bening dan kristal seperti mangkuk dibelah, berukuran lebar antarakaki sarang sekitar 6-10 cm, utuh dan bersih dari bulu, berkadar air sekitar 5% dan jumlah sarang sekitar 80-120 biji per kilogram. Harga berkisar antara 15-17 juta rupiah.
  2. Walet Aerodramus Maxima (sarang hitam). Tidak seperti sarang putih, harga jual sarang hitam hanya 2,5-3 juta rupiah per kilogram. Liur yang melapisi sarang hitam terlihat putih, baik pada kaki, dinding dan dasar sarang. Ukuran lebar sarang sekitar 5-7 cm, ada sedikit bulu yang lengket, kadar air sekitar 5-10 % dan jumlah sarang sekitar 120-140 biji per kilogram.
  3. Walet Collocalia Esculanta (sarang rumput). Walet Collocalia Esculanta biasa disebut burung seriti, warna bulu hitam dengan bagian perut putih. Liurnya tebal melapisi bahan sarang dari potongan daun cemara atau pinus, jumlah sarang tiap kilogram sekitar 120-140 biji dan ukuran lebar sarang antarkaki 6-8 cm, dengan harga jual 1,5-2 juta rupiah.
  4. Walet Collocalia Vanikorensis (sarang lumut). Sarang lumut merupakan sarang yang paling murah dibandingkan sarang walet lainnya. Harga jual per kilogram 230-250 ribu rupiah. Ciri-cirinya, liur yang melapisi terlihat tebal, bahan sarang masih berwarna hijau, ukuran lebar sarang sekitar 5-7 cm dan jumlah sarang setiap kilogramnya sekitar 140-180 biji.

Kandungan Zat Gizi dan Manfaat Sarang Burung Walet
Kandungan zat gizi sarang walet terdiri dari Protein 51,5%, Karbohidrat 17,7%, Lemak 0,07%, Nitrogen 8,23%, Fosfor 0,27%, Kalsium 1,01%, Besi 278,6 ppm, Vitamin C 2,15%, Natrium 0,4% dan Vitamin A 12,091 U/g. Melihat kandungan nutrisi pada sarang burung walet terutama kadar protein dan kalsium yang tinggi dan kandungan lemak yang sangat rendah, sarang burung walet sering dimanfaatkan untuk kesehatan.
Protein berbentuk glikoprotein merupakan komponen terbesar selain karbohidrat, lemak dan air. Manfaatnya untuk membangun dan membentuk sel-sel jaringan baru dan berperan aktif selama proses metabolisme. Salah satu senyawa azitothymidine, bisa melawan AIDS. Asam aminonya yang lengkap dapat melawan stroke dan kanker, selain dapat diabsorbsi tubuh dengan lebih sempurna.
Bubur sarang walet bagus dikonsumsi secara rutin setiap pagi oleh penderita kanker. Caranya : 2-3 keping sarang walet dimasukkan dalam panci berisi air putih 3 gelas, kemidian dimasak hingga terurai dan lunak, bubuhi lada dan garam. Santap pada pagi hari sebelum menyantap makanan lain agar usus dapat segera menyerap khasiat yang terkandung dalam sarang burung walet.